Jumat, 30 November 2007

Persiapan Pameran TD 2 @ Tarumanagara

Ini adalah data terakhir yang kami post.. Terima Kasih telah mengunjungi blog kami selama ini..
Semoga blog kami bermanfaat untuk orang-orang yang membutuhkan informasi mengenai Wenter Kresno..


Berikut ini adalah persiapan Stand Pameran TD 2 kelompok Gang Geng Gong:


Ini adalah ornamen jawa yang kami gunakan untuk melambangkan Wenter Kresno




Kemudian ini adalah sketsa wayang Wenter Kresno

Jajanan Sekolah Pakai Pewarna Tekstil

Jajanan Sekolah Pakai Pewarna Tekstil


Semarang, 16 September 2004 15:06
Wakil Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah dr Budihardja, MPH DTM mengatakan, makanan jajanan yang dijual di sekolah diduga banyak yang menggunakan zat pewarna tekstil.

"Jika ada makanan yang warnanya mencolok, jelas makanan jajanan itu menggunakan zat pewarna yang biasa digunakan untuk tekstil," katanya di Semarang, Kamis.

Ia mengatakan, makanan jajanan sekolah yang menggunakan zat pewarna tekstil tersebut jika dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, bahkan bisa merenggut jiwa.

Dia mengakui sulit mengawasi para penjual makanan jajanan sekolah yang kebanyakan dilakukan secara kecil-kecilan yang bertaburan di kampung-kampung.

Para penjual makanan jajanan sekolah itu tak tahu risiko kesehatan yang bakal ditimbulkan dengan mengonsumsi makanan yang menggunakan zat pewarna tekstil, katanya.

"Mereka semata-mata berorientasi keuntungan dengan memberi produksi makanannya dengan zat pewarna tekstil agar kelihatan mencolok, sehingga dapat menarik minat pembeli," katanya.

Oleh karena itu, ia mengimbau para penjual makanan jajanan sekolah jangan menggunakan zat pewarna tekstil agar tidak membayakan kesehatan konsumen.

"Kita memang menghadapi kendala jika ingin mengubah perilaku penjulan makanan jajanan sekolah yang menggunakan zat pewarna tekstil. Kita bisanya hanya mengimbau belaka," katanya.

Ia menyarankan para penjual makanan jajanan sekolah untuk menggunakan zat pewarna natural yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena tidak membayakan kesehatan dan jiwa konsumen.


Biasanya, kata dia, makanan jajanan yang menggunakan zat pewarna natural itu warnanya tidak mencolok, bukan seperti makanan jajanan yang menggunakan pewarna tekstil.

"Kita minta orang tua memberitahu anak-anaknya agar jangan sembarangan membeli makanan jajanan sekolah demi kesehatan anak-anak mereka," katanya. [Tma, Ant]

Sumber: http://www.gatra.com/2004-09-17/artikel.php?pil=23&id=45994

Limbah Pewarna Pakaian cemari Bengawan Solo

Kualitas air Bengawan Solo ke arah hilir terus memburuk akibat maraknya pencemaran limbah industri, rumah tangga, maupun usaha peternakan. Air yang mengalir dari sejumlah anak sungai ke Bengawan Solo tampak berwarna coklat, hitam, dan ungu, serta menebarkan aroma tidak sedap.

Tim Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 menyaksikan kondisi air yang seperti itu saat mengarungi Bengawan Solo sejak Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, hingga Dusun Gawan, Desa Tanon, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, Selasa (12/6).


Pengarungan sungai menggunakan dua perahu karet milik Pangkalan Marinir Surabaya juga menyertakan empat personelnya, yakni Sersan Satu Ali Akbar, Kopral Kepala Petrus Blegur, Kopral Dua Eko Yulianto, dan Kopral Dua A. Rifai.


Kemarin, pengarungan dilakukan untuk jarak 43,5 kilometer dengan waktu tempuh delapan jam 25 menit. Lamanya perjalanan ini juga akibat di beberapa titik air sungai cukup dangkal.


Pewarna tekstil

Limbah terlihat di sekitar Dusun Bacem, Desa Langenharjo, Kecamatan Serengan, Surakarta, hingga ke hilir. Limbah bahan pewarna tekstil mulai mencemari sungai di sekitar Dusun Bacem. Industri peternakan juga membuang limbah ke sungai secara mencolok.


Selama perjalanan, kali pertama yang airnya tampak berwarna coklat kehitaman dan bermuara ke Bengawan Solo adalah Kali Premulung (dikenal juga sebagai Kali Wingko). Limbah itu berasal dari industri rumah tangga pengecatan batik di Laweyan, Surakarta. Selain mencemari kali, limbah itu juga mencemari udara karena menebarkan bau tak sedap.


Kali Pepe yang bermuara lebih ke hilir Bengawan Solo, tepatnya di Kampung Sewu, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Surakarta, mengalirkan air berwarna ungu. Sugino (59), warga setempat, menjelaskan, limbah itu berasal dari industri pengecatan dan pencetakan batik di Pasar Kliwon, Semanggi, Surakarta.


Pemandangan serupa terlihat di beberapa kali setelahnya yang bermuara ke Bengawan Solo.


Ahli lingkungan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Sulastoro, yang turut serta dalam ekspedisi, menjelaskan, limbah industri batik pada umumnya mengandung zat beracun, seperti Natrium (Na), Cadmium (Cd), dan Chrom (Cr).


Di sejumlah tempat di sisi Bengawan Solo sejak Surakarta hingga Kabupaten Karanganyar, tim juga menyaksikan banyak ikan sapu-sapu (suckermouth) yang mati. Ikan jenis itu biasanya bertahan pada air keruh atau kotor. Sebaliknya, ikan nila dan bader yang banyak ditangkapi masyarakat di bagian hulu tidak lagi ditemukan.


Sulastoro menjelaskan, kemungkinan besar kepekatan limbah sudah melampaui batas toleransi dan daya tahan ikan sapu-sapu.


Sugeng, warga Desa Jatran, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, mengatakan, di aliran Bengawan Solo di dekat permukimannya tidak ada ikan selain ikan sapu-sapu. Sepengetahuannya, hal itu sudah berlangsung selama dua tahun terakhir. Dalam sehari, ketika air surut, Sugeng dapat menangkap 10-20 ikan sapu-sapu.


Logam berat

Seperti Sulastoro, pengajar Fakultas MIPA UNS, Retno Rosariastuti, juga mengatakan, banyaknya populasi ikan sapu-sapu serta tiadanya ikan jenis lain menunjukkan penurunan kualitas air sungai. "Ikan sapu-sapu tahan berada di air berkadar oksigen rendah dan tercemar, sedangkan ikan jenis lain tidak. Ini menunjukkan kualitas air Sungai Bengawan Solo sekitar Sukoharjo, Surakarta, dan Sragen sudah tercemar berat," ujarnya.


Berdasarkan penelitian pada akhir tahun 2006, lanjut Retno, air Sungai Bengawan Solo di sekitar Sukoharjo hingga Sragen sudah tercemar logam berat yang melewati ambang batas, seperti Chrom dan Cadmium.


Perjalanan hari kedelapan tim ekspedisi berakhir di Dusun Nglombo, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen. Rabu (13/6) ini, tim ekspedisi akan melanjutkan penyusuran sungai hingga Ngawi, Jawa Timur.



Sumber : http://www.indowater.org/?kd=detail&row=0&tp=waste&ktg=&latest=&product=&kode=12

Senin, 05 November 2007

Pewarna Tekstil pada makanan?!

Sudah Lama Dilarang

Sejak kapan formalin, boraks, dan pewarna tekstil menyusupi makanan? ''Penyalahgunaannya sudah terjadi sejak lama,'' ungkap Tien Gartini, Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).


Jauh sebelum heboh makanan berformalin dan berboraks menasional, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah peraturan untuk melarangnya. Umur peraturan-peraturan itu bahkan telah dua dekade.


Penggunaan formalin dan boraks pada makanan, misalnya, telah dilarang lewat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 722/Menkes/Per/IX/88, tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP).


Adapun pewarna tekstil, larangan penggunaannya pada makanan bahkan tiga tahun lebih tua: Tertuang dalam Permenkes No 239/Menkes/Per/V/1985 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya. Bagaimana dengan klorin yang enam bulan terakhir kasusnya mencuat karena digunakan sebagai pemutih beras? ''Badan POM tidak mengizinkan. Menurut Peraturan Menkes No 722/Menkes/Per/IX/88, klorin tidak tercatat sebagai BTP dalam kelompok pemutih dan pematang tepung,'' kata Tien kepada Republika, pekan lalu.


Jadi, telah lama jelas bahwa formalin, boraks, klorin, dan pewarna tekstil bukanlah BTP atau food grade. Tapi mengapa bahan-bahan itu marak digunakan? ''Yang lemah adalah pengawasannya,'' kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Husna Zahir, pekan lalu.


Setelah kasus makanan berformalin merebak, pemerintah kembali buru-buru membuat aturan. Antara lain lewat Peraturan Menteri Perdagangan No 04/M-DAG/PER/2/2006 tentang Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya yang diamandemen dengan Peraturan Menteri Perdagangan No 8/M-DAG/PER/6/2006.


Saat ini, kata Tien, bahan-bahan seperti formalin, boraks, rhodamin B, dan methanil yellow, tak leluasa lagi diperdagangkan secara eceran. Yang boleh memproduksi bahan-bahan tersebut hanya perusahaan yang memiliki izin sebagai produsen bahan berbahaya (PB2).


PB2 ini pun hanya menyalurkannya kepada pengguna akhir bahan berbahaya (PAB2) atau melalui distributor terdaftar bahan berbahaya (DTB2). Impor bahan-bahan berbahaya pun hanya boleh dilakukan importir yang terdaftar sebagai importir produsen bahan berbabahaya (IPB2).


''Peraturan ini ditetapkan dengan maksud agar kasus penggunaan yang salah (misuse) bahan berbahaya pada pangan dapat dicegah. Paling tidak dikurangi dengan cara mengendalikan pasokan bahan berbahaya tersebut melalui mekanisme distribusi yang jelas,'' kata Tien.


Tapi, selain aturan hukum, Husna mengatakan yang juga diperlukan adalah konsistensinya. ''Kalau bicara tata niaga formalin, boraks, dan pewarna tekstil, itu sudah kita lakukan sejak 10 tahun lalu. Tapi, nyatanya masih kita temukan kan'' katanya. Jadi, yang diperlukan memang langkah nyata, bukan sekadar produk hukum yang hanya menjadi macam kertas. run

(nri/rig/run )



Pangan Berpewarna Tekstil
Pewarna yang tekstil yang banyak ditemukan digunakan sebagai pewarna makanan adalah methanil yellow dan rhodamin B.

Methanil yellow adalah zat warna sintetis berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk padat atau serbuk. Pewarna ini digunakan untuk pewarna tekstil dan cat. Ciri-ciri makanan yang diberi methanil yellow adalah: berwarna kuning mencolok dan cenderung berpendar, serta banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen --misalnya pada kerupuk.

Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas, berbentuk serbuk kristal merah keunguan, dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Ciri-ciri makanan yang menggunakan rhodamin B adalah: mempunyai warna merah mencolok dan cenderung berpendar, namun banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen --misalnya pada kerupuk dan es puter.


Pangan Berklorin
Klorin ada yang berbentuk gas, cair, maupun padat. Klorin yang ditambahkan dengan kalsium hipoklorit yang berbentuk padat, umumnya dikenal sebagai kaporit. Adapun ciri-ciri beras yang mengandung klorin, warnanya sangat putih, tidak seperti beras biasa yang terlihat sedikit buram; secara umum agak licin, namun juga agak kesat; saat direndam, air rendamannya menjadi keputih-putihan; saat beras dipegang dalam keadaan kering, ada serbuk berwarna putih yagn melekat di tangan.

catatan:
Data nomor 1-3 dari Badan POM, nomor 4 dari BPTPH.


Bahan Pengganti Formalin, Boraks, dan Pewarna Tekstil yang Direkomendasikan


Pengawet
- Asam benzoate - Natrium benzoat
- Asam propionat - Natrium bisulfit
- Asam sorbat - Natrium metabisulfit
- Kalium nitrat - Natrium propionat
- Kalium propionat - Natrium sulfit
- Kalium sorbat - Propil p-hidroksibenzoat


Pewarna
- Biru berlian - Kuning FCF
- Chocolate Brown HT - Kuning Kuinolin
- Eritrosin - Merah Allura
- Hijau FCF - Ponceau 4 R
- Indigotin - Tartrazine
- Karmoisin - Hijau S


Pengemulsi, pemantap (stabilizer), pengental

- Sodium Tripolifosfat
- Karagenan
Sumber: Badan POM, dari Permenkes No 722/MenKes/Per/IX/88.


sumber : Koran Replubika Minggu, 25 Nopember 2007

Sabtu, 03 November 2007

Rebusan Kubis Merah Jadi Pewarna Kain

IPTEK Siswa SMP Penemu Teknologi Tingkat Nasional

Rebusan Kubis Merah Jadi Pewarna Kain


SM/Fani Ayudea BERSAMA KELUARGA : Amalia Dwi Ariska (tengah), juara 1 Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna Tingkat Nasional LIPI untuk tingkat SMTP, bersama keluarganya.(30)


Dua siswa SMP di Semarang dinobatkan sebagai penemu berskala nasional, bersama delapan orang lainnya. Tepatnya penemu di bidang teknologi tepat guna. Yaitu teknologi yang cocok dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan. Berikut laporan Fani Ayudea mengenai kisah dua penemu tersebut. SORE itu Riska (13) mengenakan kaus biru lengan pendek dipadu dengan celana jins biru. Wajahnya tampak segar.

Meski ia baru saja menempuh perjalanan panjang Subang-Semarang, wajah siswi kelas 8h SMP Negeri 5 Semarang tampak ceria. Ia masih bisa bercanda dengan adik semata wayangnya, Andika Wahyu Aysar (10).

Bila dilihat sekilas, tak nampak sesuatu yang istimewa dari penampilan gadis bernama lengkap Amalia Dwi Ariska tersebut. Penampilan gadis kelahiran Semarang, 26 Januari 1994 itu, laiknya remaja-remaja seusianya. Rambut lurus sebahu, berponi, serta mengenakan jepit rambut warna-warni.

Ia tak menggunakan kaca mata minus seperti umumnya para penemu teknologi baru. Polah tingkahnya juga sama seperti remaja putri lainnya. Ia suka membaca novel teenlit dan main game komputer hingga berjam-jam.

Siapa pun tak ada yang menyangka gadis itu seorang penemu. Putri pasangan Drs Suyono dan Letkol Sri Widyastuti SH itu menemukan teknik mewarna kain dengan menggunakan rebusan kubis merah (red cabbage) yang dicampur cairan tawas.

Kubis Merah

Ide penemuan itu berawal dari pelajaran kimia di kelas 7 semester 1. Ketika itu gurunya menyebutkan bahwa kubis merah bisa menjadi pewarna kain. "Tapi waktu itu tidak pernah ada kelanjutan dari pelajaran teori itu. Guru tak mengajari kami dalam praktik. Makanya saya penasaran dan ingin mencobanya sendiri," kata gadis berkulit hitam manis ini.

Kebetulan dia yang bergabung dengan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) di sekolahnya, ditawari untuk mengikuti Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna Tingkat Nasional untuk Siswa SMTP (Sekolah Menengah Tingkat Pertama) tahun 2007 yang diselenggarakan dalam rangka peringatan 40 tahun Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Saya tanya ke bapak, ikut atau nggak. Kata bapak ikut saja. Akhirnya saya ikut," ujar gadis yang bercita-cita jadi dokter ini. Ia pun teringat dengan si kubis merah yang bisa jadi pewarna pakaian. Dibantu oleh ayah dan kakaknya, Riska melakukan beberapa kali percobaan di rumah. "Bapak yang beli bahan-bahannya di pasar," imbuhnya.

Ia mengerjakan sendiri semua laporan karya ilmiahnya yang berjudul Kubis Merah sebagai Alternatif Indikator Alam Asam dan Basa. "Dari ngetik sampai nge-print semua saya sendiri yang mengerjakan. Saya bahkan begadang sampai pukul satu dini hari," tambah anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Menurutnya, pewarna pakaian dari kubis merah ini selain hemat biaya juga gampang mengerjakannya. Riska menjelaskan, pertama-tama kubis merah diiris-iris kemudian direbus dengan air. Lalu ekstraknya disaring. Hasil saringan itulah yang bisa digunakan untuk mewarnai kain.

Untuk mengawetkan warna ketika cairan kubis merah akan dipakai mewarnai kain, tuangkan cairan tawas. "Cairan rebusan kubis merah itu akan berwarna merah muda ketika dicampur dengan larutan asam. Kalau dicampurkan larutan basa, warnanya berubah jadi biru," ujarnya.

Larutan asamnya, lanjut dia, bisa dari larutan air jeruk atau cuka. "Dari larutan buah nanas juga bisa. Itu kan termasuk asam juga," ujar gadis yang mengikuti ekstrakurikuler KIR, seni tari, dan PMR di sekolahnya.


Sumber :http://www.suaramerdeka.com/harian/0708/27/nas07.htm tanggal Senin, 27 Agustus 2007

Minggu, 28 Oktober 2007

Kunjungan ke Departemen Perdagangan

Tgl 22 OKtober 07, Kelompok kami mencari data lebih lengkap lagi yang menyangkut produk Wenter Kresno. Akhirnya kami semua memutuskan untuk survey ke department perdagangan di daerah menteng.

Saat tiba di sana kami disuruh naik ke lantai 8 bagian humas dan bertemu dengan ibu Ucil, lalu kami mengutarakan tujuan & maksud kami datang ke department perdagangan tersebut. Setelah bicara panjang lebar ternyata mereka tidak mempunyai data tersebut. Akhirnya kami disuruh ke bagian direktorat ekspor produk industri dan perdagangan, Blok 2 lt.2 yang masih dalam lingkungan department perdagangan dan disuruh untuk bertemu dengan ibu Iriana Ryarudy. Tapi saat sudah berada di sana, kami malah disuruh ke bagian tekstil. Dan dengan harapan akan mendapatakan data yang kami inginkan, kamipun memulai perbincangan dengan yang bersangkutan. Awalnya kami berpikir bahwa bapak tersebut mengerti maksud kami, ternyata malah ga nyambung, kita katakana bahwa kita ingin mendapatkan data tentang pewarna pakaian dan sejarah tesktil. Tapi yang ditangkap malah sejarah batik..?! Dan kami disuruh ke ITB bagian tekstil. Kami berpikir klo itu ga akan nyambung lagi.. maka kami memutuskan untuk mengakhir obrolan kami dengan bapak tersebut..


Berikut ini beberapa foto di department tersebut:







Minggu, 23 September 2007

Pencarian Data

Kemarin sore, kelompok kami sudah telpon ke penerangan semarang 024108 untuk mencari informasi tentang Wenter Kresno… dan kami diberi nomor hape 3546695. tapi ternyata nomor tersebut terdaftar dgn nama Toko Rena. dan anehnya lagi setelah kami telp ternyata itu toko baju.. Wahh makin aneh aja.. Sehingga sampai sekarang kami belum mengetahui tempat produksi produk tersebut.
Kami ingin tahu dan terjun langsung ke pasar tradisional untuk mengetahui penjualan Wenter kresno yang ternyata masih beredar di pasaran. Dijual hanya dengan harga 500 per bungkus!Dan mnurut penjual bahwa penjualan produk tersebut sudah sulit, krn di zaman modern ini masyarakat tdk mau repot lagi dengan mewarnai pakaian.

Jumat, 21 September 2007

Kunjungan Museum Wayang


Pada tanggal 6 September 2007, kami mencari data ke museum wayang mengenai wayang kresno. Disana kami bertemu dengan Bapak Sukro ( kok, mirip nama kacang ye…) kita melihat macam-macam jenis wayang, ada wayang golek,wayang kulit dll. Banyak penjelasan tentang wayang di dalamnya, salah satunya kami berhasil menemukan data wayang kesno,atau nama lainnya khrisna Kami pergi bareng-bareng, 6 orang dan dari kelompok kita semuanya ikut. Museumnya tutup jam 3 sore, jadi kami harus pulang. Sebelum pulang kami berfoto dulu bersama untuk kenang-kenangan (Narzis).. Foto di dalam museum ga bisa krn keadaannya kurang cahaya dan ga ada yang bawa tripod.. >_<

Rabu, 19 September 2007

Wayang Po Te Hi

Sejarah


Wayang Potehi merupakan salah satu kesenian kebudayaan gabungan Tionghoa-Indonesia.

Potehi berasal dari kata poo (kain), tay (kantung) dan hie (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari daratan Tiongkok asli.

Menurut legenda, seni wayang ini ditemukan oleh pesakitan di sebuah penjara. Lima orang dijatuhi hukuman mati. Empat orang langsung bersedih, tapi orang kelima punya ide cemerlang. Ketimbang bersedih menunggu ajal, lebih baik menghibur diri. Maka, lima orang ini mengambil perkakas yang ada di sel seperti panci dan piring dan mulai menabuhnya sebagai pengiring permainan wayang mereka. Bunyi sedap yang keluar dari tetabuhan darurat ini terdengar juga oleh kaisar, yang akhirnya memberi pengampunan.

Diperkirakan jenis kesenian ini sudah ada pada masa Dinasti Jin yaitu pada abad ke 3-5 Masehi dan berkembang pada Dinasti Song di abad 10-13 M. Wayang Potehi masuk ke Indonesia (dulu Nusantara) melalui orang-orang Tionghoa yang masuk ke Indonesia di sekitar abad 16 sampai 19. Bukan sekedar seni pertunjukan, Wayang Potehi bagi keturunan Tionghoa memiliki fungsi sosial serta ritual. Tidak berbeda dengan wayang-wayang lain di Indonesia.

Beberapa lakon yang biasa dibawakan dalam wayang potehi adalah Sie Jin Kwie, Hong Kiam Cun Ciu, Cun Hun Cauw Kok, dan Poei Sie Giok. Setiap wayang bisa dimainkan untuk pelbagai karakter, kecuali Bankong, Udi King, Sia Kao Kim, yang warna mukanya tidak bisa berubah.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_potehi

ASAL USUL WAYANG DARI MANA??

ASAL USUL WAYANG DARI MANA??

Wayang kulit (Puppet Shadow Play) sangat popular di rantau Asia Tenggara. Terdapat berbagai bentuk dan jenis wayang kulit bergantung kepada suasana dan latar belakang masyarakat. Wayang kulit telah ada di Kemboja (Kampuchea) lebih 1000 tahun yang lalu. Di Malaysia, wayang kulit mulai diperkenalkan 300-400 tahun yang silam. Mengikut catatan sejarah wayang kulit pernah dipersembahkan di perkarangan Istana Raja Melayu yang pertama memerintah negeri Kelantan 200 tahun dahulu. Wayang kulit yang tertua di Kemboja dan Thailand telah dipersembahkan oleh sekumpulan yang pandai bertindak pantas, berdiri bersebelahan, setiap seorang memegang sekumpulan kerektor Ramayana di atas kepala mereka. Kerektor-kerektor tersebut lebih 4 kaki tinggi, dan menari secara melintang di belakang skrin yang berukuran 20 kaki panjang dan 8 kaki tinggi. Persembahan ini mungkin satu kerja seni untuk menghibur Raja Khmer di Angkor pada abad ke 10 dan 11 selepas masehi. Wayang kulit gergasi ini adalah untuk persembahan kerabat diraja, tetapi jenis yang lebih mudah dan kecil telah diadakan di Kemboja dan Thailand pada masa kemudian untuk hiburan masyarakat umum. Figura yang dibuat daripada kulit lembu, mempersembahkan watak individu dari Ramayana dan jarang yang lebih daripada 2 kaki tinggi nya.

Wayang Kulit, seni pertunjukan yang sudah cukup tua umurnya, adalah salah satu bagian dari seni pertunjukan Bali yang hingga kini masih tetap digemari oleh masyarakat setempat. Di desa-desa maupun di kota, masyarakat masih sering mempergelarkan Wayang Kulit dalam kaitan dengan upacara agama Hindu, upacara adat Bali, maupun sebagai hiburan semata. Asal-usul Wayang Kulit di Indonesia hingga kini masih diperdebatkan oleh para ahli dan masih belum ada kesepakatan apakah Wayang Kulit memang asli Indonesia, dari India ataupun dari negara lain. Di lingkungan budaya Bali, pertunjukan Wayang Kulit diperkirakan sudah ada sejak sekitar abad ke IX. Dalam prasasti Bebetin yang berangka tahun Çaka 818 ( 896 M), dari zaman pemerintahan raja Ugrasena di Bali, ditemukan sejumlah istilah seni pertunjukan yang diyakini berarti wayang atau pertunjukan wayang Sejak masa lampau pertunjukan Wayang Kulit menjadi salah satu media pendidikan informal bagi warga masyarakat. Betapa tidak, pertunjukan Wayang Kulit yang memadukan berbagai unsur seni rupa, sastra, gerak dan suara, dalam pementasannya tidak saja menampilkan lakon-lakon literer yang diambil dari karya-karya sastra klasik terutama Mahabrata dan Ramayana, kesenian ini juga menyajikan petuah-petuah mengenai nilai-nilai moral, spiritual dan sosial sehingga masyarakat yang buta huruf akan memperoleh ajaran-ajaran tatwa, yadnya, etika dan lain-lain. Oleh masyarakat penonton semuanya ini dijadikan pedoman dan tuntunan bagi kehidupan mereka sehari-hari.

Sumber : http://www.babadbali.com/seni/wayang/wayang-kulit.htm

Selasa, 18 September 2007

Sekilas Info tentang tokoh Wayang Kresno


Sekilas tentang Kresna

Menurut Mahabharata, Kresna berasal dari Kerajaan Surasena, namun kemudian ia mendirikan kerajaan sendiri yang diberi nama Dwaraka. Dalam cerita Mahabharata, ia dikenal sebagai tokoh raja yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Dalam ajaran agama Hindu, ia dikenal sebagai awatara Dewa Wisnu yang kedelapan. Dalam Bhagawad Gita, beliau adalah perantara kepribadian Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) yang menjabarkan ajaran kebenaran mutlak (dharma) kepada Arjuna. Beliau mampu menampakkan secercah kemahakuasaan Tuhan yang hanya disaksikan oleh tiga orang pada waktu perang keluarga Bharata akan berlangsung. Ketiga orang tersebut adalah Arjuna, Sanjaya putra Widura, dan Vyasa. Namun Sanjaya dan Vyasa tidak melihat secara langsung, melainkan melalui mata batin mereka yang menyaksikan perang Bharatayuddha.


n Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kresna

Selasa, 04 September 2007

Jamu Burung Perkutut


Jamu Burung Perkutut

Visualisasi : gambar 3 burung perkutut di atas pohon, gambarnya

Mempunyai frame seperti telur.

Dimensi : 9x7,1cm


Data-data :

c.o.p. No. 111813

trademark siga duwa

dikeluarkan oleh perusahaan dagang dan

industri Sumber-Djadi

dari ramuan bahan yang istimewa/terpilih. Berkhasiat baik

sekali terhadap pertumbuhan badan dan bagi kesehatan

burung dan memperbaiki suara.

Jamu burung perkutut ini dibuat dari ramuan jamu Jawa asli

Indonesia dan menurut resep dari keluarga bangsawan di

Yogyakarta special untuk memberantas penyakit burung yaitu

pilar (bhs Jawa pileren).


Aturan Pakai : untuk burung bakalan (piyik) supaya diberi tiap seminggu 1

(satu) pil. untuk burung yang sudah dewasa supaya diberi tiap seminggu

2 (dua) pil.


Ekspresionistik: desain kemasan produk ini terlihat sederhana dengan ilustrasi burung perkututnya, sudah cukup memberi gambaran produk ini sebagai jamu untuk burung perkutut ini.

Instrumentalistik: dari sejak dulu masyarakat / orang-orang sangat menyukai burung perkutut karena suaranya yang bagus. Sehingga burung perkutut ini menjadi mahal harganya, sehingga untuk perawatannya pun harus baik dari makanan hingga suplemennya agar suara burung perkutut ini semakin bagus. Oleh karena itu dibuatlah jamu perkutut ini.


Teh Sepeda Balap


Teh Balap Sepeda

Visualisasi : 2 orang sedang balapan sepeda.

Dimensi : label 10x7cm

Data-data :

Pekalongan

daft. No 120597

kertas rokok

jenis kertas art paper

warna kemasan memakai warna merah, coklat dengan

dominan warna hijau dan hitam.

Moto : lebih harum dan sedap.

Location : Pekalongan Utara, Pekalongan
Jl. Patriot No. 150
Pekalongan Utara, Pekalongan
Jawa Tengah 51117
Telp : 62 (0285) 22313

Ekspresionistik: labelnya terlihat modern dengna visual ilustrasi 2 anak yang sedang ikut lomba balap sepeda. Meggambarkan bahwa produk teh ini adalah yang akan memimpin persaingan produk-produk teh di pasaran.

Instrumentalistik: pada kemasan ini secara lugas menggambarkan sesuai dengan nama merk nya. Menurut kami mengapa menggunakan visual ini karena produk ini dimaksudkan lebih dapat dinikmati ssehabis letih beraktivitas.





Senin, 03 September 2007

Raja Wenter Kresno





Nama Produk : Raja Wenter

Visualisasi : wayang dan kuntjine katrisnan

Dimensi :

tertutup 5,6x8cm

terbuka 9,4x12,3cm


Dikeluarkan oleh : Dagang & Industri Kresno
Alamat : Jl. Pemuda 23B, Semarang
Telp : 24408
Tercatat dalam : Daft. Syah No. 108927
Slogan : Hemat, Murah, Wantek

No seri :
no. 5 untuk warna orange tua
no. 7 untuk warna kuning mas
no. 13 untuk warna hijau drili
no. 16 untuk warna coklat muda
no. 19 untuk warna jambon

Aturan Pakai :
Masak air 3 botol sampai mendidih (tambah garam dapur 1 sendok makan) masukkan wanter ini diaduk-aduk sampai campur rata. Pakaian dibasahi, lalu dicelupkan, dibolak-balik rata, dimasak terus di atas api sampai mendidih selama 30menit, baru diturunkan. Setelah dingin dicuci berkali kali sampai air cuciannya bersih. Jemur jangan di panasnya matahari.

RAJA WENTER KRESNO
Kata lama "wantek" sebagai sesuatu yang teguh, tak mudah luntur, rupanya berasal dari dunia wanter, inilah masa lalu Indonesia ketika industri tekstil dan garmen belum maju. Sehingga cara untuk memperkaya tampilan adalah dengan mewarnai pakaian sendiri. Bisa baju, celana atau kaos baru yang diubah warnanya bisa juga pakaian lama dicelup ulang supaya tidak kelihatan pudar, pilihan warnanya juga banyak.
Dan kini pada abad ke-21, masihkah wenter dijual?
Jika kita berpikir bahwa harga baju yang dijual sana ada yang berharga murah dan mengapa kita harus repot-repot kan diri kita dengan main celup?

Ekspresionistik: terlihat gambar sebuah wayang kresna yang sedang memegang kunci yang seperti warna.Desain sederhana,hanya menggunakan 1 jenis warna yaitu warna pewarna itu sendiri

Instrumentalistik : wayang kresna menggambarkan seorang raja bijaksana karena menurut kami karena menggunakan image raja maka produk ini merupakan produk yang terbaik di antara pewarna pakaian lainnya. Wayang menggambarkan image Jawa.

Rabu, 29 Agustus 2007

Yudhi Hidayat 625050144


Nama : Yudhi Hidayat
NIM : 625050144
Handphone : 0812943****
Hobbies n interests : Berenang..
About me : Metamorfosis dari ikan jambal di laut, baunya masih asin dan amis namun sangat penyabar, baik hati dan lapang dada (Mksdnya gede dadanya alias ndut)..

Ivan Gunawan 625050162


Nama : Ivan Gunawan
NIM : 625050162
Hobbies n interests : Nama gw emang mirip perancang busana, tp gw bukan! ahH! Maen Audition, Browsing, Chatting, baca2 forumponsel.com..
About me : Si aa yg klo becanda suka "aneh".. Co penggermar warna ungu ini sangat menyukai barang2 SONY..